Tri Nur Ramadhani
Diploma IV Akuntansi, Sekolah Tinggi Akuntansi
Negara, Tangerang Selatan
Abstrak
– Dalam beberapa tahun terakhir bisnis
waralaba khususnya di bidang makanan
cepat saji semakin menjamur.
Semakin banyaknya jumlah waralaba ini mengharuskan unit usaha memiliki
keunggulan kompetitif untuk tetap bertahan. Keunggulan kompetitif ini dapat
dicapai diantaranya dengan didukung oleh Sistem Informasi.
Kata
Kunci : Mesin Antrian KFC
Dikenal
dengan Brand Image Kolonel
Sanders-nya, Waralaba KFC didirikan oleh kelompok usaha Gelael pada tahun 1978
melalui PT Fastfood Indonesia tbk. Selama 26 tahun KFC dikenal sebagai Quick Service Restaurant (QSR) paling
dominan dan dikenal luas di Indonesia. Sampai dengan tahun 2012, KFC telah
membuka 237 waralaba di 50 kota. Untuk mengelola waralaba–waralaba tersebut,
KFC harus didukung dengan Sistem Informasi yang handal. Bahkan sejak tahun
1990-an, Manajemen KFC sudah mulai mempergunakan beberapa sistem informasi antara
lain system inventory, Point of Sales,
Aplikasi platinum untuk pelaporan, Brand
Image tracking Study (BITS), CHAMPS Management system (CMS), dan CHAMPS
Excellent Review (CER).
Seiring dengan perkembangan
bisnis Global, mulai bermunculan pesaing-pesaing waralaba ini seperti A&W,
Wendy’s, Chicken Roaster, Texas dll. Dengan produk yang ditawarkan dan rentang
harga yang hampir sama, KFC harus berusaha
keras mempertahankan keunggulan kompetitifnya.
Dalam
teori keunggulan kompetitif yang disampaikan McLeod dan Schell pada Buku Management Information System, Salah satu dimensi keunggulan kompetitif
adalah keunggulan taktis. Keuntungan
taktis diperoleh ketika perusahaan tersebut
mengimplementasikan strategi dengan cara yang lebih baik dari para pesaingnya.
Masalah yang
umum terjadi dalam QSR seperti KFC adalah antrian ketika membeli. Hal ini
terjadi selain karena pelanggan QSR yang cukup banyak juga karena pegawai yang
bertugas sebagai kasir juga harus merangkap sebagai penyedia makanan. KFC
melihat peluang ini untuk mencapai keunggulan taktis. Dengan mencontoh dari
mesin antrian yang ada pada bank pada umumnya, KFC menerapkan sistem antrian
dengan pilot project pada gerai KFC
di Atrium Senen dan Mega Mall Bekasi.
Pada umumnya QSR,
ketika pelanggan melakukan pemesanan, kasir menginput data pesanan dan kemudian
menyiapkan pesanan sesuai yang diminta. Selanjutnya transaksi pembayaran
dilakukan. Pada sistem mesin antrian ini
pelanggan melakukan pemesanan dan transaksi pembayaran, kemudian kasir
menginput data dan memberikan nomer antrian. Data yang diinput petugas secara Just in Time disampaikan dan petugas
mempersiapkan pesanan dan kemudian menyerahkan ke pelanggan diloket khusus
pengambilan, seperti terlihat dalam skema:


|
Menginput
pesanan
|
![]() |
Menerima
daftar pesanan
|
Skema Penyampaian Informasi Mesin Antrian Pesanan KFC
Diilustrasikan jika dalam tahapan
dan waktu yang diperlukan untuk setiap pelanggan sebagai berikut :
a.
Transaksi
pemesanan kurang lebih 1 menit.
b.
Transaksi
penyiapan makanan kurang lebih 3 menit.
c.
Transaksi
pembayaran dan promosi kurang lebih 3 menit
Akan diperoleh perkiraan waktu
yang dibutuhkan untuk melakukan satu kegiatan per pelanggan sebesar :
a.
Tanpa
mesin antrian (sistem lama) kurang lebih sebesar 6 menit
b.
Dengan
mesin antrian (sistem baru) kurang lebih sebesar 4 menit.
Hal ini terjadi disebabkan ketika
transaksi pemesanan selesai dilakukan, dan dilanjutkan dengan transaksi
pembayaran dan transaksi penyiapan makanan secara bersamaan. Selain itu sistem
akumulasi waktu juga berlaku terhadap sistem lama sehingga menimbulkan kesan
lebih lama.
Dari ilustrasi tersebut
terdapat margin sebesar kurang lebih 2 menit yang diterima per pelanggan. Margin inilah yang kemudian membentuk
opini publik bahwa KFC pelayanannya lebih cepat dibandingkan dengan waralaba
lainnya dan menjadi keunggulan taktis
dari unit usaha KFC.
Penggunaan sistem antrian ini
juga memliki kendala yang harus diatasi yaitu untuk petugas yang khusus
menyediakan makanan ini apakah perlu merekrut pegawai baru atau mengalihkan
salah satu konter yang berfungsi khusus sebagai konter penyediaan makanan.
Dalam masalah ini, solusinya tergantung kebijakan mana yang menimbulkan tingkat
efektifitas operasional lebih baik.
Dengan strategi mesin antrian KFC
ini, beberapa manfaat yang diperoleh antara lain :
1.
Mengurangi
antrian karena masing-masing petugas
Fokus pada tugas masing-masing sehingga lebih efisien dan lebih
pelanggan pun tidak perlu menunggu lama.
2.
Gerai
penjualan terlihat lebih bersih , prima, modern, karena dengan tampilan baru
dimana Tempat penyediaan makanan ada di middle office dan disediakan LCD untuk
memantau pesanan sehingga gerai menjadi lebih bersih, nyaman, dan informatif.
3.
Pengelolaan
sistem pesanan yang terpusat.
4.
Sistem
antrian ini baru KFC saja yang menerapkan, sehingga masih baru dan terbilang
cukup unik.
Dari manfaat-manfaat
tersebut, KFC juga
berusaha memuaskan pelanggan, yaitu
dengan cara jasa/produk yang dinikmati oleh pelanggan sepadan atau lebih besar dari
biaya yang ia keluarkan , karena dengan kepuasan pelanggan akan
menghasilkan pengulangan pembelian,
sehingga keunggulan taktis pun tercapai.
Daftar Referensi :
[1] McLeod jr, Raymond dan George
Schell. Management Information System. New Jearsey: Pearson Education; 2007. 31
p.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar