Senin, 06 Mei 2013

Pengaruh Sistem Informasi Terhadap Keunggulan Kompetitif Kentucky Fried Chicken (KFC)


Tri Nur Ramadhani
Diploma IV Akuntansi, Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Tangerang Selatan
Abstrak –  Dalam beberapa tahun terakhir bisnis waralaba khususnya di bidang makanan  cepat saji semakin menjamur.  Semakin banyaknya jumlah waralaba ini mengharuskan unit usaha memiliki keunggulan kompetitif untuk tetap bertahan. Keunggulan kompetitif ini dapat dicapai diantaranya dengan didukung oleh Sistem Informasi.
Kata Kunci : Mesin Antrian KFC

Dikenal dengan Brand Image Kolonel Sanders-nya, Waralaba KFC didirikan oleh kelompok usaha Gelael pada tahun 1978 melalui PT Fastfood Indonesia tbk. Selama 26 tahun KFC dikenal sebagai Quick Service Restaurant (QSR) paling dominan dan dikenal luas di Indonesia. Sampai dengan tahun 2012, KFC telah membuka 237 waralaba di 50 kota. Untuk mengelola waralaba–waralaba tersebut, KFC harus didukung dengan Sistem Informasi yang handal. Bahkan sejak tahun 1990-an, Manajemen KFC sudah mulai mempergunakan beberapa sistem informasi antara lain system inventory, Point of Sales, Aplikasi platinum untuk pelaporan, Brand Image tracking Study (BITS), CHAMPS Management system (CMS), dan CHAMPS Excellent Review (CER).
Seiring dengan perkembangan bisnis Global, mulai bermunculan pesaing-pesaing waralaba ini seperti A&W, Wendy’s, Chicken Roaster, Texas dll. Dengan produk yang ditawarkan dan rentang harga yang hampir sama, KFC  harus berusaha keras mempertahankan keunggulan kompetitifnya.
Dalam teori keunggulan kompetitif yang disampaikan McLeod dan Schell pada Buku Management Information System,  Salah satu dimensi keunggulan kompetitif adalah keunggulan taktis.  Keuntungan taktis diperoleh ketika perusahaan tersebut mengimplementasikan strategi dengan cara yang lebih baik dari para pesaingnya.
Masalah yang umum terjadi dalam QSR seperti KFC adalah antrian ketika membeli. Hal ini terjadi selain karena pelanggan QSR yang cukup banyak juga karena pegawai yang bertugas sebagai kasir juga harus merangkap sebagai penyedia makanan. KFC melihat peluang ini untuk mencapai keunggulan taktis. Dengan mencontoh dari mesin antrian yang ada pada bank pada umumnya, KFC menerapkan sistem antrian dengan pilot project pada gerai KFC di Atrium Senen dan Mega Mall Bekasi.
Pada umumnya QSR, ketika pelanggan melakukan pemesanan, kasir menginput data pesanan dan kemudian menyiapkan pesanan sesuai yang diminta. Selanjutnya transaksi pembayaran dilakukan.  Pada sistem mesin antrian ini pelanggan melakukan pemesanan dan transaksi pembayaran, kemudian kasir menginput data dan memberikan nomer antrian. Data yang diinput petugas secara Just in Time disampaikan dan petugas mempersiapkan pesanan dan kemudian menyerahkan ke pelanggan diloket khusus pengambilan, seperti terlihat dalam skema:


                                         

Menginput pesanan
Menerima daftar pesanan

Skema Penyampaian Informasi Mesin Antrian  Pesanan KFC

Diilustrasikan jika dalam tahapan dan waktu yang diperlukan untuk setiap pelanggan sebagai berikut :
a.       Transaksi pemesanan ­kurang lebih 1 menit.
b.       Transaksi penyiapan makanan kurang lebih 3 menit.
c.       Transaksi pembayaran dan promosi kurang lebih 3 menit
Akan diperoleh perkiraan waktu yang dibutuhkan untuk melakukan satu kegiatan per pelanggan sebesar :
a.       Tanpa mesin antrian (sistem lama) kurang lebih sebesar 6 menit
b.       Dengan mesin antrian (sistem baru) kurang lebih sebesar 4 menit.
Hal ini terjadi disebabkan ketika transaksi pemesanan selesai dilakukan, dan dilanjutkan dengan transaksi pembayaran dan transaksi penyiapan makanan secara bersamaan. Selain itu sistem akumulasi waktu juga berlaku terhadap sistem lama sehingga menimbulkan kesan lebih lama.
Dari ilustrasi tersebut terdapat  margin sebesar kurang lebih 2 menit yang diterima per pelanggan. Margin inilah yang kemudian membentuk opini publik bahwa KFC pelayanannya lebih cepat dibandingkan dengan waralaba lainnya dan  menjadi keunggulan taktis dari unit usaha KFC.
Penggunaan sistem antrian ini juga memliki kendala yang harus diatasi yaitu untuk petugas yang khusus menyediakan makanan ini apakah perlu merekrut pegawai baru atau mengalihkan salah satu konter yang berfungsi khusus sebagai konter penyediaan makanan. Dalam masalah ini, solusinya tergantung kebijakan mana yang menimbulkan tingkat efektifitas operasional lebih baik.
Dengan strategi mesin antrian KFC ini, beberapa manfaat yang diperoleh antara lain :
1.       Mengurangi antrian karena masing-masing petugas  Fokus pada tugas masing-masing sehingga lebih efisien dan lebih pelanggan pun tidak perlu menunggu lama.
2.       Gerai penjualan terlihat lebih bersih , prima, modern, karena dengan tampilan baru dimana Tempat penyediaan makanan ada di middle office dan disediakan LCD untuk memantau pesanan sehingga gerai menjadi lebih bersih, nyaman, dan informatif.
3.       Pengelolaan sistem pesanan yang terpusat.
4.       Sistem antrian ini baru KFC saja yang menerapkan, sehingga masih baru dan terbilang cukup unik.
Dari manfaat-manfaat tersebut,  KFC juga berusaha memuaskan pelanggan,  yaitu dengan cara jasa/produk yang dinikmati oleh pelanggan sepadan atau lebih besar dari biaya yang ia keluarkan , karena dengan kepuasan pelanggan akan menghasilkan pengulangan pembelian, sehingga keunggulan taktis pun tercapai.
Daftar Referensi :
 [1] McLeod jr, Raymond dan George Schell. Management Information System. New Jearsey: Pearson Education; 2007. 31 p.

[2]  BUMBU DESA vs KFC. 2012, 25 September, tersedia pada : http://sim.constructive-learning.net/?p=700


Tidak ada komentar:

Posting Komentar